Selasa, 04 November 2014


Sistem Pendidikan Integrasi
Pendidikan integrasi pertama muncul dan berkembang di Amerika Serikat, yang lebih dikenal dengan mainstreaming. Oleh karena itu yang mendasari munculnya konsep mainstreaming tidak terlepas dari kondisi masyarakat Amerika Serikat.
Pendidikan integrasi adalah pendidikan yang memberikan kesempatan kepada anak berkebuthan khusus untuk mendapatkan pelayanan pendidikan yang setara dengan anak yang lainnya di sekolah umum.
Hanya ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh anak berkebutuhan khusus, dalam pendidikan integrasi anak-anak penyandang cacat yang mengikuti kelas khusus atau sekolah khusus dipindah ke sekolah reguler ketika mereka dianggap siap untuk mengikuti suatu kelas di sekolah reguler. Mereka dididik dalam seting terpisah agar di kemudian hari dapat mengikuti pembelajaran di kelas reguler. Penempatan mereka sering berdasarkan keberfungsiannya atau pengetahuannya tidak berdasarkan usianya, sehingga ada kemungkinan anak berumur sembilan tahun duduk di kelas satu sekolah reguler.
Adapun jenis program pendidikan integrasi yaitu :
1.      Integrasi lokasi fisik; penyelenggaraan ini di mana ABK mendapatkan pelayanan khusus dalam kelas/sekolah khusus dengan kurikulum PLB tetapi lokasi gedung berada dalam satu areal dengan sekolah umum, atau dengan perkataan lain SLB dan sekolah biasa menempati suatu lokasi yang sama, akan tetapi kurikulum dan program pendidikannnya berbeda, sehingga kontak antara ABK dan anak normal tidak diatur dan tidak dilakukan dengan suatu program tertentu. Namun kontak antara anak normal dengan ABK dapat ditingkatkan dengan membuat perencanaan yang baik dan matang, baik dalam penampungan maupun dalam penempatan ABK tersebut, sehingga keterpaduan dapat berjalan lebih efektif.
2.      Integrasi dalam aspek sosial; dimaksudkan bahwa tidak semua kegiatan dalam proses belajar mengajar melibatkan ABK, mereka dilibatkan dalam kegiatan tertentu saja, misalnya dalam kegiatan bermain, berolah raga, bernyanyi, makan, rekreasi dan sebagainya, sehingga dari segi kurikulum sebagian menggunakan kurikulum SLB dan sebagian lagi menggunakan kurikulum sekolah umum. Hal ini terjadi mengingat pertimbangan kondisi dan kemampuan ABK. Oleh karena itu program pendidikan ini sering juga dikategorikan sebagai program pendidikan integrasi sebagian.
3.      Integrasi fungsional atau integrasi penuh; di dalam program ini termasuk integrasi lokasi dan sosial, di mana ABK dan normal mengarah pada aktivitas bersama dalam seluruh kegiatan atau proses belajar mengajar. Artinya mereka menggunakan kurikulum yang sama, guru dan kelas yang sama pula. Integrasi jenis ini sering disebut sebagai integrasi penuh. Dalam hal-hal tertentu ABK mendapat bimbingan apabila mendapat kesulitan yang berkaitan dengan kecacatannya, seperti membaca, menulis Braille, pemahaman geometri bagi anak tunanetra, bimbingan komunikasi total atau bahasa isyarat bagi anak tunarungu, bina bicara dan fisio terapi bagi anak tunadaksa dan sebagainya.

Kelebihan pendidikan integrasi yaitu :
Dari sudut siswa :
1.      Menumbuhkan rasa kepedulian antara sesama anak tanpa memandang kondisi fisik.
2.      Anak menjadi lebih memahami cara menghargai teman.
3.      Anak berkebutuhan khusus menjadi tidak merasa dikucilkan di masyarakat karena dipandang sejajar.
4.      Anak berkebutuhan khusus menjadi lebih terbuka dan mau menunjukkan kemampuannya tanpa rasa malu atau takut dicemooh.
Dari sudut guru :
1.      Guru memahami hakikat perkembangan anak beserta hambatan dalam perkembangan anak.
2.      Guru memahami strategi mengajar yang efektif dalam menghadapi dua karakter anak dalam hal ini karakter fisik dan psikologis.
3.      Guru memahami penanganan anak berkebutuhan khusus dengan penyamaan atau tanpa penyamaan kurikulum.
Kelemahan pendidikan integrasi :
Dari sudut siswa :
1.      Sebagian siswa menjadi sulit berinteraksi karena berbeda karakter dalam hal ini fisik dan psikologis.
2.      Sebagian siswa menjadi terpengaruh akibat lingkungan yang bercampur
3.      Siswa yang memiliki tingkat intelegensia tertentu akan terhambat perkembangannya akibat stimulus yang kurang tepat karena berada dalam stau lingkungan dengan anak berkebutuhan khusus.
Dari sudut guru :
1.      Guru kesulitan memilih strategi mengajar yang efektif dan efisien bagi siswa dengan karakter berbeda dalam hal ini fisik dan psikologi
2.      Sebagian guru akan kesulitan dalam meyesuaikan kebutuhan anak normal dan anak berkebuthan khusus.
3.      Sebagian guru akan memusatkan perhatian pada anak brkebutuhan khusus sehingga anak normal mendapatkan penanganan yang tidak meneyeluruh.
Sistem Pendidikan Segregasi
Sistem pendidikan dimana anak berkelainan terpisah dari sistem pendidikan anak normal. Penyelengggaraan sistem pendidikan segregasi dilaksanakan secara khusus dan terpisah dari penyelenggaraan pendidikan untuk anak normal.
Pendidikan segregasi adalah sekolah yang memisahkan anak berkebutuhan khusus dari sistem persekolahan reguler. Di Indonesia bentuk sekolah segregasi ini berupa satuan pendidikan khusus atau Sekolah Luar Biasa sesuai dengan jenis kelainan peserta didik. Seperti SLB/A (untuk anak tunanetra), SLB/B (untuk anak tunarungu), SLB/C (untuk anak tunagrahita), SLB/D (untuk anak tunadaksa), SLB/E (untuk anak tunalaras), dan lain-lain. Satuan pendidikan khusus (SLB) terdiri atas jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB. Sebagai satuan pendidikan khusus, maka sistem pendidikan yang digunakan terpisah sama sekali dari sistem pendidikan di sekolah reguler, baik kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan, sarana prasarana, sampai pada sistem pembelajaran dan evaluasinya.
Kelebihan pendidikan segregasi :
Dari sudut siswa :
1.      Siswa mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan.
2.      Siswa yang memiliki intelegensia tertentu dapat berkembang dengan baik karena tidak terpengaruh dengan lingkungan khusus.
3.      Proses belajar siswa menjadi terkhusus sesuai kebutuhan dalam hal ini normal dan anak berkebutuhan khusus.
Dari sudut guru :
1.      Guru dengan mudah menentukan strategi pembelajaran.
2.      Guru tidak kesulitan dalam memusatkan perkembangan anak
3.      Guru dapat memberikan stimulus yang tepat bagi anak.
Kelemahan pendidikan segregasi :
Dari sudut siswa :
1.      Siswa akan merasa asing ketika bertemu dengan anak berkebutuhan khusus
2.      Sebagian siswa akan sulit menghargai anak berkebutuhan khusus
3.      Siswa berkebutuhan khusus ketika berhadapan dengan anak normal anak merasa malu dan takut bergaul
4.      Menimbulkan ketimpangan sosial dalam diri anak
5.      Siswa sulit memahami keadaan yang tidak sesuai dengan kondisinya.
6.      Aspek perkembangan sosial emosi anak akan terbatas karena lingkungan pergaulan terbatas.
Dari sudut guru :
1.      Guru yang berada pada sistem pendidikan umum akan kesulitan ketika harus berhadapan dengan anak berkebutuhan khusus.
Sistem Pendidikan Inklusi
Sekolah Inklusif adalah sekolah reguler yang mengkoordinasi dan mengintegrasikan siswa reguler dan siswa penyandang cacat dalam program yang sama, dari satu jalan untuk menyiapkan pendidikan bagi anak penyandang cacat adalah pentingnya pendidikan Inklusif, tidak hanya memenuhi target pendidikan untuk semua dan pendidikan dasar 9 tahun, akan tetapi lebih banyak keuntungannya tidak hanya memenuhi hak-hak asasi manusia dan hak-hak anak tetapi lebih penting lagi bagi kesejahteraan anak, karena pendidikan Inklusif mulai dengan merealisasikan perubahan keyakinan masyarakat yang terkandung di mana akan menjadi bagian dari keseluruhan, dengan demikian penyandang cacat anak akan merasa tenang, percaya diri, merasa dihargai, dilindungi, disayangi, bahagia dan bertanggung jawab. Inklusif terjadi pada semua lingkungan sosial anak, Pada keluarga, pada kelompok teman sebaya, pada sekolah, pada institusi-institusi kemasyarakatan lainnya.
Pendidikan inklusif merupakan sebuah pendekatan yng berusaha mentransformasi system pendidikan dengan meniadakan hambatan-hambatan yang dapat menghalangi setiap siswa untuk berpartisipasi penuh daam pendidikan.
Inklusif merupakan perubahan praktis yang memberi peluang anak dengan latar belakang dan kemampuan yang berbeda bias berhasil dalam beljar. Perubahan ini tidak hanya menguntungkan anak yang sering tersisihkan, seperti anak berkebutuhan khusus, tetapi semua anak dan orangtuanya, semua guru dan administrator sekolah, dan setiap anggota masyarakat. (LIRP buku 1).
Inklusif memang menikutsertakan anak berkelaian seperti anak yang memiliki kesulitan melihat atau mendengar, yang tidak dapat berjalan atau lebih lamban dalam belajar. Namun, secara luas inklusif juga berarti melibatkan seluruh peserta didik tanpa terkecuali.
Kelebihan pendidikan inklusi :
Dari sudut siswa :
1.      Siswa akan merasa nyaman belejar karena merasa dihargai dan percaya diri dalam hal ini anak berkebutuhan khusus.
2.      Siswa akan lebih peka terhadap kehiduan sosial dengan memahami karakter siswa yang berkebutuhan khusus.
3.      Siswa memiliki keseimbangan emosi dan sosial.
Dari sudut guru :
1.      Guru akan memahami karakter dan penanganan hambatan anak dalam belajar
2.      Guru lebih mudah menemukan aspek sosial dan keseimbangan emosi anak untuk diidentifikasi pencapaian afektif siswa
Kelemahan pendidikan inklusi :
Dari sudut siswa :
1.      Sebagian besar sama dengan pendidikan integrasi hanya dalam pendidikan inklusi lebih sulit menyamakan perkembangan anak normal dan anak berkebutuhan khusus sehingga terjadi penurunan tingkat perkembangan anak normal.
Dari sudut guru :
Sebagain besar sama dengan pendidikan integrasi hanya saja dalam pendidikan inklusi, sulit memilih strategi pembelajaran yang tepat karena kurikulum dan pembauran yang merata antara siswa normal dan anak berkebutuhan khusus.

0 komentar: